Minggu, 20 Mei 2012

Password :
Sangat menyenangkan dapat menemukan password blog ini.
Ternyata masih ada, bahkan tersimpan rapi.


Senin, 30 Mei 2011

Negara lain mulai meninggalkan "NUKLIR", tetapi Indonesia ..

Pemerintah Swiss minggu lalu mengumumkan proposal untuk fase tidak memanfaatkan energi nuklir sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik dan cenderung untuk berusaha mengefisiensikan energi dengan memanfaatkan energi terbarukan atau renewable energy.

Berdasarkan proposal tersebut, ada stasiun tenaga nuklir akan dihentikan pada akhir umur operasional mereka dan tidak akan digantikan oleh reaktor baru.Ini akan terlihat dimana Swiss yang bebas nuklir pada tahun 2034.

Peralihan pemanfaatan renewable (energi terbarukan) seperti angin dan tenaga surya (to grid) akan memerlukan penataan kembali infrastruktur listrik dan mengubah jaringan transmisi menjadi smart grid akan "sangat penting".Dewan mengatakan grid Swiss harus diintegrasikan ke dalam grid Eropa dan 'supergrid' Eropa masa depan.

Proposal pemerintah Swiss datang sebelum bencana Fukushima nuklir di Jepang, dengan Dewan mengatakan "merasa bahwa rakyat Swiss ingin melihat pengurangan risiko residual yang terkait dengan penggunaan energi nuklir."

Bahkan pemerintah Jepang sejak “Fukushima” juga bergerak menjauh dari energi nuklir dan lebih memilih terhadap sumber terbarukan - pekan lalu mengumumkan rencana untuk membuat tenaga surya wajib untuk semua bangunan barunya.

Demikian juga Australia pada tahun 2001, Pemerintah Australia memperkenalkan Wajib Energi Terbarukan Target (MRET) program dengan tujuan meningkatkan penyerapan energi terbarukan dalam penyediaan tenaga listrik Australia. Pada tahun 2007, Pemerintah berkomitmen untuk memastikan bahwa 20 persen pasokan listrik Australia berasal dari sumber energi terbarukan pada tahun 2020.


Setelah perubahan menit terakhir , undang-undang untuk Target Energi Terbarukan disempurnakan (eRET), disahkan pada 24 Juni 2010 .

Rumah, usaha kelompok masyarakat, dan sekolah sedang didorong untuk menginstal tenaga surya melalui berbagai insentif seperti hibah, rabat.

Bagaimana Indnesia? Bukankah alam Indonesia kaya akan “Renewable energy” nya?

Disaat Negara-negara tetangga meninggalkan energy nuklir dan cenderung memanfaatkan “renewable energy” Ironis bila Indonesia bersikap lugu memanfaatkan energy nuklir untuk energy pembangkit listriknya.


PEACE :)


Sumber: Info Renewable Energy

Sabtu, 07 Mei 2011

DONGENG SEBELUM TIDUR.

Sejujurnya saya mengakui, hampir sebagian besar kesempatan dari waktu yang ada, saya manfaatkan untuk berupaya agar tampak sehat dan segar, tentunya setelah melakukan kewajiban utama (sebagai ibu dari anak-anak saya, sebagai istri dari suami saya, dan sebagai bawahan di tempat kerja) Karena raga yang dititipkan kepada saya sudah selayaknya saya pelihara.

Seorang kawan berkomentar, “tentu saja semua perempuan ingin tampak cantik”.

“Zaman sekarang asal punya uang bisa saja perempuan yang biasa-biasa tampak cantik”. Komentar kawan yang lain.

“Ohya? “.

“Yach… seandainya bisa, ingin bisa cantik walau sebentar saja”. Ujar seorang kawan yang cukup “bigsize body”nya.

“Lho? Seandainya sudah cantik, mau ngapain?”

“Ya, tentu orang-orang disekitar kita lebih menyayangi dan menuruti kemauan kita”.

“Ha? Begitukah? Setahu saya tidak demikian”.

Selintas obrolan seperti itu seringkali terdengar di antara perempuan, tetapi bagaimana komentar para pria?

Seorang bapak menyayangi putrinya, karena putrinya mengerti bagaimana berbicara dan bersikap sebagai anak yang menghormatinya tetapi juga menyayanginya dengan berbagai bentuk perhatian.

Seorang suami menyayangi istrinya, karena istrinya mengerti bagaimana harus berbicara dan bersikap sesuai waktu, tempat dan kondisi yang diinginkan suami.

Bahkan dalam suatu keluarga besar dengan jumlah anak yang cukup banyak, siapa yang disayangi bapak atau ibunya? Biasanya yang disayang adalah anak-anak yang tidak menyusahkan orangtua, sebaliknya dapat mengerti dan membantu sebisa anak itu.

Mengapa seseorang yang biasa-biasa saja dapat terlihat manis dan disayangi orang-orang disekitarnya?

Sebaliknya mengapa seseorang yang “cantik” atau “tampan” bahkan kaya raya dapat tidak disenangi orang-orang sekitarnya?

Lalu posisi “cantik” dan “tampan” ataupun kaya raya dimana? Yang pasti tidak pada urutan pertama. Sependapat?

Selasa, 03 Mei 2011

MAU DIBAWA KEMANA HUBUNGAN INI ?

Rumah besar berwarna merah putih dipojok jalanan Nusa, tampak teduh oleh pepohonan dan tanaman yang cantik di halaman depannya. Empang yang cukup luas dibelakang rumah tidak mengurangi kenyamanan penghuninya. Bahkan ditepian empang menjadi tempat yang mengasyikan bagi penghuninya.

Diky dan Dika senang bermain ditepian empang, kadangkala mereka memancing beberapa ekor ikan yang ada didalam empang dan meminta mbok Amba menggorengkannya.

“Mmm… enak sekali. Ikan yang masih segar terasa manis..”

Sepulang bapak dan emak dari kantor, biasanya ikut bergabung bersama Diky dan Dika di teras belakang, juga mbak Cici, bang sabar, Dedek dan Ande. Ada saja yang dapat dikerjakan. Bapak seringkali lebih senang membersihkan rumput-rumput yang sudah tinggi dan melancarkan aliran empang. Namun kadang-kadang bapak memetik buah-buahan dari pepohonan yang ada disekitar empang. Bahkan mbok Amba lebih sering mengambil sayur dari halaman daripada belanja ke pasar.

Suatu senja bang Kribang dating menghampiri bapak dan emak yang sedang “enjoy” diteras belakang bersama adik-adik.

“Pak, ada kawan abang mau nginap dirumah, karena ada keperluan dikota ini”. “Katanya dia mau bayar sewa selama numpangnya dirumah kita”. Bang kribang menjelas.

“Boleh ke, Pak?” Tanya bang Kribang lagi.

Bapak tersenyum, “Mengapa abang begitu bersemangat? Anak siapa, bang?”

Tersipu-sipu bang Kribang menjawab,”Anak si Memei dari Metropolitan, Pak”.

“Kemarin aku kenalan dan Acan baik sekali, pak… Aku ditraktirnya makan direstoran MD yang mahal itu, trus masih dibeliin kemeja lagi”.

“Mmmm… baru kenal?” Cetus mbak Cici sambil meleletkan lidahnya. Emak mencolek bahu mbak Cici, menegurnya untuk diam.

“Bang, bukan bapak ndak senang abang punya teman yang royal begitu”. Ujar bapak lembut.

”Coba kamu renungkan, adik-adikmu banyak, bukan hanya Diky dan Dika, masih ada si Dede dan si Ande. Bagaimana mereka ?”

“Seandainya kawanmu hanya menginap sebentar, mungkin bisa”. lanjut bapak.

”Tetapi tinggal bersama kita dirumah yang sama, dengan kebiasaan dan budaya yang berbeda tentu perlu saling pengertian. Pengertian mudah diucapkan tetapi prakteknya? Bagaimana dengan ketentraman?”

“ Yach….Tidak semua dapat terbayar dengan uang, bang”.

Bang Kribang tertunduk lesu. “Ya, pak..”

Bagaimana mungkin aku memberikan tempat didalam rumahku untuk orang asing karena uang semata, sementara saudara-saudaraku yang lebih berhak mendapat tempat dirumah kami terpaksa harus mengalah ?

“Yach.. aku sudah keterlaluan” desah bang Kribang menyadari keinginannya.


BioEnergi ? Why Not?

Secara teori penjelasan about BioEnergy terkesan rumit dengan tampilan rumus-rumus senyawa.

Namun dapat sederhana bila dimengerti bahwa Ethanol dapat dibuat dari proses pemasakan, fermentasi dan distilasi beberapa jenis tanaman seperti tebu, jagung, singkong atau tanaman lain yang kandungan karbohidatnya tinggi.

Bahkan dapat dibuat dari selulosa atau limbah hasil pertanian (biomassa) seperti limbah pembuatan tapioka. Sehingga ethanol memiliki potensi cukup cerah sebagai pengganti bensin. OHHC52.

Di Indonesia jenis tanaman tersebut dapat tumbuh dimana saja dan bila dimaksimalkan produksinya tentu member peluang bagi Indonesia untuk menjadi produsen Ethanol yakni penyedia bahan dasar pembuatan BioEnergy.

Dari sifat fisisnya ethanol dapat terbakar lebih sempurna, sehingga gas buang lebih ramah lingkungan.
Yach…walau masih diperlukan penelitian tentang ketahanan bahan mesin terhadap bahan bakar ini.

Sumber : Handayani,S.U,-PEMANFAATAN BIO ETHANOL
SEBAGAI BAHAN BAKAR PENGGANTI BENSIN -Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Dari cerita kawan-kawan di Belanda (Universitas Wageningen sebagai salah satu universitas riset yang dikenalkan NESO merupakan perguruan tinggi yang memfokuskan perhatian pada bioteknologi (bioenergi), ternyata masih ada lagi Potensi BioFuel Generasi ke II. Bahwa Biofuel dapat dibuat dari limbah limbah cair yang dihasilkan masyarakat/limbah rumah tangga.

Endapan padat sampah kemudian mengalami proses anaerobik (reaksi tanpa oksigen) yang menghasilkan gas metana dan karbon dioksida (CO2).

Gas metana itu lalu dipetik. Dari gas metana yang dihasilkan, kemudian dapat dipetik hidrogen (H) dengan kandungan 90 persen melalui pemanasan 400° Celsius-500° Celsius dan proses separasi melalui membran katalisator dengan meninggalkan sisa berupa karbon dioksida.

Hidrogen tersebut kemudian siap digunakan untuk menghasilkan energi dengan teknologi fuel cell.

Teknologi fuel cell dengan bahan bakar hidrogen tak hanya bermanfaat untuk memproduksi listrik, tetapi juga dapat dikembangkan sebagai bahan bakar alat transportasi.

Saat ini beberapa negara sudah mengembangkan air murni yang ramah lingkungan sebagai bahan bakar alat transportasi.

Mereka juga mengembangkan blue energy (energi biru) yang dihasilkan melalui proses ionisasi air tawar dan air laut hingga dapat menghasilkan listrik.

Wow! …ndak perlu dong BBM dihapus, sebaliknya subsidi saja sambil menunggu proses potensi Biofuel tersebut siap dimanfaatkan.

Sumber:3Energy

Amazing.

Senin, 02 Mei 2011

MENIRU SIMCITY SAJA.

Wajar bila anak-anak dalam proses pengembangan dirinya belajar dengan cara meniru. Sebagai panutan, orang-tua dan guru-guru menjadi model yang ditiru, lengkap dari cara bicara, berperilaku dan pelajaran yang diberikan. Demikian juga remaja-remaja yang masih mencari jati diri. Namun masih ada satu catatan yang seringkali diingatkan, seandainya positif boleh ditiru dan sebaliknya jangan ditiru.

Tetapi bagaimana dengan orang-orang yang telah dianggap dewasa? Bahkan yang dianggap berwawasan luas?

Seandainya saya bermain SIMCITY, tentu anda tahu aplikasi game permainan ini.

Saya akan membiarkan lahan tertentu supaya masyarakat di City saya mempunyai mata-pencaharian.

Memajukan bidang pertanian dan kelautan dengan memanfaatkan struktur geografis setempat dan memfungsikan tenologi yang ada.

Tanah yang subur tentu dapat mengarah swasembada di semua jenis tanaman dan hasil kelautan yang kaya sebagai sumber protein.

Kegiatan industry lebih diprioritaskan untuk mengolah hasil pertanian dan kelautan agar memiliki nilai ekonomi yang lebih, yang diarahkan untuk masyarakat setempat terlebih dulu dan seandainya telah berlebihan baru diekspor ke City lain. Sehingga masyarakat City saya sudah “enjoy” akan hasil buminya (pertanian dan kelautan) duluan daripada City yang lain.

Selain itu terdapat pabrik daur ulang yang disesuaikan jenisnya sehingga City saya bersih dan sampah mempunyai nilai tambah. City saya bersih dapat sekalian menjadi “Pariwisata City”, yang berarti income bagi City.

Menyiapkan fasilitas-fasilitas umum bagi masyarakat seperti pendidikan dan kesehatan, juga keperluan untuk kegitian rutinitas rumah-tangga.

Penyediaan air pipa dengan pembangkit tenaga air dari sungai dan parit-parit besar yang terus dipelihara kebersihan dan kelancarannya.

Penyediaan listrik dengan memanfaat energy matahari, karena City saya berada di area tropis yang hanya mempunyai 2 musim saja.

Fasilitas pendidikan dan kesehatan gratis yang tenaga-tenaganya dibayar dari income City saya.

Faktor esense yang menjamin dinamika kegiatan masyarakat City saya juga perlu tetap stabil dan selalu tersedia gratis ataupun dengan harga terjangkau yaitu bahan bakar (minyak tanah, premium, solar,gas).

Kalau di darat, bisa memakai kendaraan roda dua atau tiga, boleh saja roda empat. Yang penting berfungsi sebagai kendaraan untuk mobilitas masyarakat bukan sok-sok an sebagai prestise yang mubazir. Trus, bagaimana di laut? “ Hari gini pake DAYUNG?” :p

Fasilitas “Green City” di setiap beberapa blok perumahan, sehingga atmosfir City saya segar dan nyaman. Tidak perlu memakai AC.

Fasilitas pencucian (pakaian, alat-alat dapur dan kendaraan) tersedia.

Pasar dan perbankan dapat berkembang sendiri dan sebagai indicator kemajuan City saya. Yang penting regulasinya tetap tidak berubah-ubah dan kredit bunganya tidak membebani masyarakat.

Fungsi Informasi sangat penting karenanya wajar bila perlu memanfaatkan Teknologi. Terutama untuk kondisi geografis kepulauan. Sudah semestinya fasilitas Mercusuar dilengkapi iptek yang canggih sehingga informasi antar pulau tidak terputus dan selalu terpantau. Nelayan City saya terfasilitasi keamanan dan kenyamanannya.

Oleh karena itu, transparansi boleh saja, tetapi transparansi “about what”?

Transparansi “about regulation” boleh-boleh saja sehingga politik, pengacara juga polisi dan tentara tertutup godaannya untuk berbuat “hal-hal” sebagai pihak yang paling tahu “about regulation” di masyarakat City saya.

Bagaimana Politik?

Politik di City saya berfungsi disaat mengadakan kerjasama dan koordinasi dengan City yang lain. Pandangan saya : Semakin sederhana politik suatu wilayah/City maka semakin maju Pasar dan masyarakat di City saya.

So… seandainya sudah cukup besar kesenjangan antar blok-blok yang ada, mulai dari mana untuk “Fix and Repair” nya ya?

Teorinya sih, komunikasi!

Tetapi komunikasi yang bagaimana? Tentu dengan ke”Yakin”an sehingga mau memberikan kesempatan untuk “Fix and Repair”. Bagaimana bila masyarakat sudah tidak sabar dan tidak percaya lagi ?

Masyarakat dapat sabar bila perutnya “terisi” bukan “kenyang” tapi “terisi. Kalau hal ke”yakin”an biarlah masing-masing yang tahu sebenarnya.

So… berikan saja kemudahan untuk dapat pekerjaan dan penghasilan yang cukup dan kemudahan untuk sehat. Mudah-mudahan City anda sejahtera dan makmur masyarakatnya.

Yach… ini cerita City saya. Peace J